“Lari Jarak Pendek :Menjadi Sprinter yang berlari 100m dibawah 10 detik”

    Reni Sari Dewi
Selasa, 23 November 2021 07:20 WIB

        (Sumber gambar : https://edukasicenter.blogspot.com)

          Siapa Sprinter atau atlet tercepat yang pernah anda ketahui? Sebagian dari kita pasti akan menjawab Usain Bolt lag orangnya. Usain Bolt adalah seorang atlet lomba jarak dekat asal Jamaika. Bolt merupakan pemegang rekor dunia lomba lari 100m dan 200 m putra saat ini, masing-masing dengant catatan waktu 9,58 detik dan 19,19 detik yang di cetaknya pada kejuaraan Atletik Dunia 2009.Meski kini ia telah pensiun rekor ini tetap masih dipegang olehnya.

           Setelah era Usain Bolt, lahirlah juara baru kontes bergengsi lari 100 m Olimpiade Tokyo 2020 yakni Lamont Mercell Jacobs, sprinter dan lompat jauh lintasan dan lapangan asal Italia.

         Kemuadian apakah Indonesia memiliki pelari tercepat 100 meter? Ya, tentu saja , dialah Muhammad Zohri yang merupakan pelari asal Lombok, NTB. Zohri si Gundala begitulah julukan yang telah berhasil meraih emas dan menjadi juara dunia pada Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 yang berlangsung di Tampere, Finlandia. Dengan catatan waktu 10,18 detik. Sedangkan pada Olimpiade Tokyo lalu Zohri mencatatkan waktu 10, 26 detik dan mengakhiri balapan diposisi kelima.

         Untuk bisa berlari 100 m dibawah 10 detik jelas tidaklah mudah, walau jumlah pelari yang melewati waktu “sub-10” detik itu telah bertambah dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Tidak lagi didominasi oleh AS, Jamaica, Inggris Raya dan Canada. Impian untuk menembus garis finis di bawah 10 detik menjadi target Sprinter Indonesia, lalu apakah Muhammad Zohri dan Atlet lari Indonesia akan Mampu Mencapainya?

∗Science Sport∗

             Science Sport atau teknologi olahraga adalah jawabannya. Pelatihan Khusus dan teknologi olahraga dapat meningkatkan peluang berlari cepat. Diantara yang harus dimiliki ialah Nutrisi tepat untuk para Atlet, sepatu,  trek /lintasan dan ilmu olahraga. Jika kesemua faktor ini telah dimiliki tentu atlet lari Indonesia khususnya dapat sejajar dengan Sprinter kelas Dunia.

          1. Nutrisi dan pelatihan para Atlet

Selain memberikan sarana penunjang, sains juga berperan dalam nutrisi dan pelatihan para atlet. Pelari saat ini dapat dianalisis secara menyeluruh, dan penyesuaian dilakukan pada teknik dan waktu reaksi.

Tim Ilmuwan dari Loughborough University, lembaga terkemuka dalam studi ilmu olahraga, menemukan bahwa gluteus maximus (otot yang membentuk bagian bawah ) adalah kunci bagi atlet untuk mencapai kecepatan tertinggi di lintasan.

2. Sepatu

Sprinter saat ini berlari dengan sepatu yang lebih ringan model terbaru yang memiliki berat kurang dari 150 gram. Contohnya adalah kalaborasi antara sepatu merk Puma dari Jerman dan tim Formula 1 Mercedes, yang menghasilkan sepatu sprint dengan sol terbuat dari karbon.

3. Trek /lintasan Lari

Lintasan lari juga telah berkembang pesat, hingga menciptakan lintasan yang menunjang sprinter berlarilebih cepat, seperti menggunakan butiran karet vulkanisir yang kini tengah dipetimbangkan. Lintasan ini juga yang digunakan pada Olimpiade Tokyo 2020. Dan Indonesia juga tidak ketinggalan, trek lari jenis ini juga sudah dibuat Khususnya dibeberapa Stadion olahraga di Kota Besar seperti Jakarta, Bogor, dan Surabaya.

 Sehingga masyarakat umum pun dapat merasakan jogging dilintasan lari jenis baru tersebut. Dengan harapan dapat menumbuhkan dan meningkatakan minat masyarakat pada olahraga. Khusunya olaraga lari.

Namun diatas semua faktor pendukung tersebut yang tidak kalah penting ialah faktor psikologis dari atlet itu sendiri. Tekad kuat , semangat juang mental juara dari diri atlet tentu sangat mempengaruhi. Indonesia sangatlah mungkin menjadi Juara di “Sub-10” di lari 100 m jika memiliki kesemua faktor tersebut. Setelah Bolt, Jacobs maka Zohri will be the next fastest Sprinter in the world .

Sumber : https://www.tempo.co/bbc/

https://www.kompas.com/

https://en.m.wikipedia.org/